TELAAH KURIKULUM PAI
( TELAAH KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH DAN MADRASAH )
OLEH :
NAMA : MUTMAINNA
NIM : 20100118067
KELAS : PAI. B / 018
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
TELAAH KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH DAN MADRASAH
Abstrak
Kurikulum menjadi suatu hal sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan, baik di
lembaga pendidikan formal maupun non formal. Kurikulum yang berkaitan langsung
dengan rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup kelas, sekolah, daerah,
wilayah maupun nasional tentunya mengemban kedudukan yang sangat sentral dalam
menentukan proses pendidikan. Pendidikan agama Islam merupakan upaya yang terencana
untuk menyiapkan peserta didik ke arah yang lebih baik untuk memahami dan
mengamalkan ajaran Islam. Oleh karena itu, adanya kurikulum PAI menjadi inti jalannya
proses pembelajaran yang direncanakan sebelumnya, sehingga perlu adanya perbaikan
terusmenerus untuk menempatkan posisi kurikulum tersebut sesuai jenjangnya.
Kata Kunci: Kurikulum, lembaga pendidikan, PAI
A. PENDAHULUAN
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, di nyatakan
bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.
Kurikulum mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam dunia pendidikan,
bahkan bisa dikatakan bahwa kurikulum memegang kedudukan dan kunci dalam pendidikan,
hal ini berkaitan dengan penentuan arah, isi, dan proses pendidikan, yang pada akhirnya
menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Kurikulum
menyangkut rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup kelas, sekolah, daerah,
wilayah maupun nasional.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup sentral
dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran, menentukan proses pelaksanaan dan hasil
pendidikan. Mengingat pentingnya peran kurikulum dalam pendidikan dan dalam
perkembangan kehidupan peserta didik nantinya, maka pengembangan kurikulum tidak bisa
dikerjakan sembarangan. Akan tetapi harus berorentasi kepada tujuan yang jelas sehingga
akan menghasilkan hasil yang baik dan sempurna.
Untuk bisa merancang kurikulum yang demikian, guru harus memiliki peranan yang
amat sentral. Oleh karena itu pula, kompetensi manajemen pengembangan kurikulum perlu
dimiliki oleh setiap guru di samping kompetensi teori belajar.
Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang sengaja didirikan dan
diselenggarakan dengan hasrat dan niat (rencana yang sungguh-sungguh) untuk
mengejawantahan ajaran dan nilai-nilai Islam, sebagaimana tertuang atau terkandung dalam
visi, misi, tujuan, program kegiatan maupun pada praktik pelaksanaan pendidikannya.
Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) merupakan salah satu perwujudan
dari pengembangan sistem pendidikan Islam.
B. PEMBAHASAN
A. Definisi Kurikulum PAI
Kata “Kurikulum” berasal dari kata Yunani yang semula digunakan dalam bidang
olahraga yaitu, currere yang berarti jarak tempuh lari, yakni jarak yang harus ditempuh dalam
kegiatan berlari mulai dari start hingga finish. Jarak dari start sampai finish ini kemudian
yang disebut dengan currere.
Menurut Asep Saefudin berpendapat bahwa kurikulum merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan pendidikan atau pembelajaran dan hasil pendidikan yang harus
dicapai oleh siswa, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan
dalam pengembangan kurikulum itu sendiri. Selain itu, E. Mulyasa mengatakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar,
materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara
kegiatan pembelajaran untuk mencapai hasil kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.
Beberapa pendapat tersebut telah menggambarkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat
kegiatan pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan sebagai
landasan untuk tercapainya sebuah tujuan pendidikan yang diinginkan.
Sedangkan pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani,
bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agam Islam dari sumber utamanya
kitab suci Al-Qura’an dan Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta
penggunaan pengalamaan.
Pendidikan bertujuan merubah sikap tingkah laku dari kehidupan pribadinya maupun
kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu itu hidup. Muhaimin berpendapat
bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani maupun rohani
kepada peserta didik menurut ajaran Islam, agar kelak dapat berguna menjadi pedoman
hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup serta berguna bagi bangsa dan agama. Oleh
karena itu, pendidikan agama Islam ialah bimbingan yang dilakukan secara terencana oleh
seseorang kepada peserta didik dalam pertumbuhan, agar ia memiliki kepribadian muslim.
B. Tujuan dan Landasan Kurikulum PAI
Pendidikan Islam menyiapkan para siswa memiliki keterampilan kemandirian,
menghayati tugasnya, dan perannya menurut ajaran Islam dalam bermasyarakat. Rumusan
tujuan pendidikan Islam yaitu merealisasikan manusia muslim yang beriman, bertaqwa, dan
berilmu pengetahuan yang mampu mengabdikan dirinya kepada sang khaliknya dengan sikap
dan kepribadian bulat menyerahkan dirinya kepada-Nya dalam segala aspek kehidupannya
dalam rangka mencari keridhoannya. Dalam hal ini pendidikan agama Islam sebagai sebuah
program pembelajaran yang diarahkan untuk:
1. Menjaga aqidah dan ketaqwaan peserta didik
2. Menjadi landasan untuk lebih rajin mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu
agama
3. Mendorong peserta didik untuk lebih kritis, kreatif, dan inovatif
4. Menjadi landasan perilaku dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat.
Dengan demikian tidak hanya mengajarkan pengetahuan secara teori semata tetapi
juga untuk dipraktekkan atau diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga nilai-nilai
PAI dapat berguna dalam kehidupan sosial. Selain itu, Pelaksanaan pendidikan agama di
Indonesia mempunyai dasar-dasar yang cukup kuat. Dasar-dasar tersebut dapat ditinjau dari
beberapa aspek antara lain:
1. Hukum
Yakni dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari peraturan
perundang-undangan yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat
dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama, di sekolah-sekolah
ataupun lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia.
2. Religius
Yang dimaksud dasar religius dalam uraian ini adalah dasar-dasar yang besumber
dari ajaran agama Islam yang tertera dalalm al-Qur’an maupun hadits.
3. Psychologis
Semua manusia di dalam hidupnya di dunia ini, selalu membutuhkan adanya
suatu pegangan hidup yang disebut agama. Karena itu maka manusia akan selalu
berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan; hanya saja cara mereka
mengabdi dan mendekatkan diri kepada itu berbeda sesuai agama yang dianutnya.
Semua dasar yang dikemukan tersebut idealnya dapat membekali penyusunan
kurikulum PAI, agar semua aspek kemanusiaan anak didik dapat berkembang
dengan baik, menuju manusia sebagaimna yang dicitacitakan dalam pendidikan
Islam.
C. Ruang Lingkup Kurikulum PAI
Untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi yang disebutkan dalam
tujuan kurikulum PAI, maka isi materi kurikulum PAI didasarkan dan dikembangkan dari
ketentuan-ketentuan yang ada didalam dua unsur, yaitu: AlQur’an dan Sunnah Nabi
Muhammad SAW. Disamping itu, materi PAI juga diperkaya dengan hasil ijtihat para
ulama’, sehingga ajaran-ajaran pokok yang bersifat umum, lebih rinci dan mendetail.
Kurikulum PAI mencakup usaha untuk mewujudkan keharmonisan, keserasian, kesesuaian,
dan keseimbangan.
Dalam kurikulum PAI tersusun empat mata pelajaran dengan kompetensi lulusan dan
standar isi sesuai PERMENAG no. 2 tahun 2008, yaitu:
1. Al-Qur'an - Hadis
a. Membaca, menghafal, menulis, dan memahami surat-surat pendek dalam
al-Qur'an surat al-Faatihah, an-Naas sampai dengan surat ad-Dhuhaa.
b. Menghafal, memahami arti, dan mengamalkan hadis-hadis pilihan tentang
akhlak dan amal salih.
2. Akidah - Akhlak
Mengenal dan meyakini rukun iman dari iman kepada Allah sampai dengan iman
kepada Qada dan Qadar melalui pembiasaan dalam mengucapkan kalimatkalimat
thayyibah, pengenalan, pemahaman sederhana, dan penghayatan terhadap rukun iman
dan al-asma’ al-husna, serta pembiasaan dalam pengamalan akhlak terpuji dan adab
Islami serta menjauhi akhlak tercela dalam perilaku sehari-hari.
3. Fiqih
Mengenal dan melaksanakan hukum Islam yang berkaitan dengan rukun Islam
mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan taharah, salat, puasa, zakat, sampai
dengan pelaksanaan ibadah hají, serta ketentuan tentang makanan dan minuman,
khitan, kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
4. Sejarah Kebudayaan Islam
Mengenal, mengidentifikasi, meneladani, dan mengambil ibrah dari sejarah Arab
pra- Islam, sejarah Rasulullah SAW, khulafaurrasyidin, serta perjuangan tokoh-tokoh
agama Islam di daerah masing-masing.
Mata pelajaran tersebut yang merupakan ruang lingkup kurikulum PAI yang disajikan
pada sekolah-sekolah yang berciri khas Islam atau madrasah. pendidikan agama Islam
menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan
Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri
sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
D. Fungsi Kurikulum PAI
Fungsi kurikulm PAI tentu merupakan tugas dan tanggung jawab bagi guru
pendidikan agama Islam untuk membawa peserta didik yang mempunyai keyakinan,
pemahaman, penghayatan dan pengalaman ajaran Islam kedalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Muhaimin fungsi kurikulum PAI, yaitu:
1. Fungsi kurikulum PAI bagi sekolah/ madrasah yang bersangkutan.
a. Sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan agama islam yang diinginkan
atau dalam istilah KBK disebut standar kompetensi PAI, meliputi fungsi dan
tujuan pendidikan nasional, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi tamatan
atau lulusan, kompetensi bahan kajian PAI, kompetensi mata pelajaran PAI
(TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/ MA), kompetensi mata pelajar kelas (kelas I,
II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII)
b. Pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan agama islam disekolah
atau madrasah.
2. Fungsi kurikulum PAI bagi sekolah atau madrasah diatasnya.
a. Melakukan penyesuaian
b. Menghindari keterulangan sehingga boros waktu
c. Menjaga kesinambungan
3. Fungsi kurikulum PAI bagi masyarakat
a. Masyarakat sebagai pegguna lulusan sehingga sekolah atau madrasah harus
mengetahui hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam konteks
pengembangan PAI.
b. Adanya kerja sama yang harmonis dalam pembenahan dan pengembangan
kurikulum PAI.
E. Konsep Kurikulum PAI
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman
belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-
nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh ahli pendidikan atau
ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pendidikan, pejabat pendidikan. Rancangan ini disusun
dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses
pembimbingan perkembangan siswa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa,
kelurga dan masyarakat.
Pengembangan kurikulum harus mengacu pada tujuan pendidikan sebagaimana
terdapat dalam UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
“Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan anak bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didikagar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Menurut Puskur Depdiknas kurikulum
PAI mempunyai 3 standar yakni:
1. Kurikulum pendidikan yang memuat semua aspek agama yang hendak
diajarkan oleh guru pendidikan agama, kesemuanya aspek dididikkan dengan
mengacu kepada kitab suci.
2. Kurikulum pendidikan agama yang memadukan semua aspek ajaran agamanya
hendak diajarkan oleh guru agama sebagai satu-kesatuan yang dipisah-
pisahkan apalagi dipertentangkan anatar aspek yang satu dengan atau dari
aspek yang lain.
3. Kurikulum pendidikan agama yang mampu mengintegrasikan ilmu/nilai
agama itu sendiri dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang lain (misalnya: sains,
bahasa, ilmu pengetahuan sosial, dan lain-lain) yang paling sedikit dianggap
sama penting dan kegunaannya bagi hidup dan kehidupan bangsa Indonesia
dan bahkan manusia pada umumunya.
Secara umum, kurikulum pendidikan agama Islam seyogianya diarahkan pada 1)
Orientasi pada perkembangan anak didik; 2) Orientasi pada lingkungan sosial; 3) Orientasi
pada perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi. Dengan demikian terdapat beberapa
orientasi kurikulum antara lain:
a. Orientasi Kurikulum pada Perkembangan Anak Didik
Orientasi pada anak didik dalam perkembangan kurikulum memberikan arah dan
pedoman pada setiap kurikulum untuk memenuhi kebutuhan anak didik yang disesuaikan
dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Kurikulum harus memerhatikan anak didik dan
besarnya perhatian itu tergantung pada kedudukan dan peranan yang diberikan kepadanya.
Kurikulum hendaknya bersifat child-centered dan memberikan peluang seluas-luasnya
kepada anak didik untuk berkembang.
Berkaitan dengan itu, Crow and Crow menyarankan hubungan kurikulum dengan
anak didik sebagai berikut:
1. Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak
didik
2. Isi kurikulum hendaknya mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap
yang dapat digunakan anak didik dalam kehidupan.
3. Anak didik hendaknya didorong untuk belajar secara aktif dan tidak sekedar
penerima pasif apa yang dilakukan oleh pendidik
4. Sejauh mungkin yang dipelajari siswa harus mengikuti minat dan keinginan
siswa sesuai dengan tarap perkembangannya.
b. Orientasi Kurikulum pada Lingkungan Sosial
Orientasi kurikulum diarahkan pada upaya positif dari lembaga pendidikan untuk
memberikan kontribusi pada perkembangan sosial, sehingga uotput pada lembaga
pendidikan mampu menjawab dan menuntaskan masalahmasalah yang dihadapi
masyarakat. Orientasi kurikulum pada kebutuhan masyarakat dikembangkan dengan ciri-
ciri sebagai berikut:
1. Memusatkan kebutuhan masyarakat pada perhatian dan kebutuhan
masyarakat
2. Menggunakan buku-buku dan sumber-sumber dari
masyarakat sebanyak-banyaknya
3. Mempraktikkan dan menghargai paham demokrasi
4. Menyusun kurikulum berdasarkan kehidupan manusia
5. Memupuk jiwa pemimpin dalam lapangan kehidupan masyarakat
6. Mendorong anak didik untuk aktif kerja sama dan saling mengenal arti
sesama.
Dalam hal ini kurikulum merupakan media sosial yang tujuannya adalah
mementingkan kepentingan sosial dari pada kepentingan individu.
c. Orientasi Kurikulum pada Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta
Kesenian
Ilmu pengetahuan senantiasa merupakan inti kurikulum. Anak-anak dikirim
kesekolah untuk mempelajari ilmu pengetahuan tersebut. Ilmu pengetahuan
merupakan warisan selama berabad-abad dan masih terus dikembangkan selama
manusia berada dimuka bumi ini. Mempelajari ilmu pengetahuan berarti turut
menikmati harta kekayaan sambil meningkatkan kemampuan intelektual.
Ilmu pengetahuan yang disusun oleh para ahli dalam berbagai disiplin ilmu
diajarkan di sekolah dalam bentuk mata pelajaran. Oleh karena itu, kurikulum
pendidikan dikembangkan dengan memuat sejumlah mata pelajaran dan berbagai
disiplin ilmu, baik berupa pengetahuan, humaniora, teknologi maupun kesenian.
dalam berbagai disiplin ilmu diajarkan di sekolah dalam bentuk mata pelajaran.
F. Silabus PAI dan Komponen-Komponennya
Silabus merupakan seperangkat dan pelaksanaan pembelajaran beserta penilaiannya.
Oeh karena itu, silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen
yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian kompetensi dasar. Silabus adalah
rencana pembelajaran pada suatu dan/ atau kelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang
mencakup identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD),
materi pokok/ pembelajaran, kegitan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan
sumber belajar.
Beberapa komponen silabus minimal yang dapat membantu dan memandu para guru
dalam mengelola pembelajaran, antara lain:
1. Kompetensi Dasar
Penempatan komponen kompetensi dasar dalam silabus sangat disarankan. Hal ini
berguna untuk meningkatkan para guru mengenai tuntutan target kompetensi yang
harus dicapai.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar mencerminkan kemampuan siswa dalam memenuhi tahapan pencapaian
pengalaman belajar dalam satu kompetensi.
3. Indikator
Indikator merupakan kompetensi dasar yang lebih spesifik. Apabila serangkaian
indikator dalam satu kompetensi dasar sudah tercapai, berarti terget kompetensi dasar
tersebut sudah terpenuhi.
4. Langkah Pembelajaran
Langkah pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan guru secara
berurutan untuk mencapai tujuan pemebelajaran. Penentuan urutan langkah
pembelajaran sangat sangat penting bagi materimateri yang memerlukan prasyarat
tertentu. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang bersifat spiral (mudah ke sukar,
konkrit ke abstrak, dekat ke jauh) juga memerlukan urutan pembelajaran yang
terstruktur.
Rumusan pembelajaran dalam langkah pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa yakni siswa dan
materi.
5. Alokasi Waktu
Untuk merencanakan pembelajaran, alokasi waktu yang diperlukan untuk mempelajari
suatu materi pelajaran perlu ditentukan. Penetuan besarnya alokasi waktu ini
bergantung pada keluasan dan kedalaman materi, serta tingkat kepentingannya dengan
keadaan dan kebutuhan setempat.
6. Sarana dan Sumber Belajar
Dalam proses belajar mengajar dan sarana pembelajaran sangat membantu siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sarana pembelajaran dalam uraian ini lebih
ditekankan pada sarana dalam arti media/alat peraga.
7. Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dan
mengambil keputusan.
C. KESIMPULAN
Kurikulum merupakan seperangkat kegiatan pembelajaran yang mempunyai peranan
penting dalam dunia pendidikan sebagai landasan untuk tercapainya sebuah tujuan
pendidikan yang diinginkan. Kurikulum PAI didasarkan dan dikembangkan dari ketentuan-
ketentuan yang ada didalam dua unsur, yaitu: AlQur’an dan Sunnah Nabi Muhammad saw.
Disamping itu, materi PAI juga diperkaya dengan hasil ijtihat para ulama’, sehingga ajaran-
ajaran pokok yang bersifat umum, lebih rinci dan mendetail. Kurikulum PAI mencakup usaha
untuk mewujudkan keharmonisan, keserasian, kesesuaian, dan keseimbangan. Dalam hal ini
tercakup empat mata pelajaran yakni, al-Qur’an Hadist, Aqidah Akhlak, Fiqih , dan Sejarah
Kebudayaan Islam.
Kurikulum pendidikan agama Islam berorientasi pada perkembangan anak didik,
berorientasi pada lingkungan sosial dan beientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kurikulum pendidikan agama Islam yang berfungsi untuk pengembangan,
penyaluran, perbaikan, pencegahan, penyesuaian, dan sumber nilai. Dengan tujuan
membentuk karakter anak bangsa yang bermartabat serta beriman dan dapat mengaplikasikan
ilmu agama kedalam kehidupan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Pustaka Setia, 1998.
Buna’i, Perencanaan Pembelajaran PAI. Surabaya: Pena Salsabila, 2013.
Hamdan, Pengembangan dan Pembinaan Kurikulum (Teori dan Praktek Kurikulum
PAI). Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Hamid, Hamdani, Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Komalasari, Kokom, Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi, Bandung: Refika
Aditama, 2010.
Muhadjir, Noeng. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996.
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005.
Muhaimin, Rekontruksi Pendidikan Islam. 1 Cet. Jakarta: Rajawali Press, 2009.
Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung,
Remaja Rosdakarya, 2006.
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional, 1981.