Pertemuan 13
DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN
1. DETEKSI KESALAHAN
Pengiriman informasi yang menggunakan sinyal digital atau analog
selalu mengalami perubahan yang dialami oleh informasi tersebut.
Perubahan tersebut bias disebabkan oleh:
Media pengiriman itu sendiri
Gangguan terhadap media tersebut
Sinyal informasi itu sendiri yang melemah karena jarak tempuh
Peralatan perantara lain yang digunakan dalam pengiriman
informasi
Media pengiriman data sangat dipengaruhi oleh gangguan gejala listrik
seperti :
Kilat
Pengaruh medan listrik motor atau peralatan elektonika lain
Pengaruh media lain yang membawa sinyal listrik yang
berdekatan dengannya
Semua gejalan ini disebut derau yang dapat menyebabkan informasi
mengalami perubahan atau kesalahan
Oleh karena itu terdapat usaha untuk mencegah, mendetaksi, bahkan
memperbaiki kesalahan yang terjadi pada data yang dikirimkan.
Cara mencegah terjadinya kesalahan dilakukan dengan memperbaiki
peralatan pengiriman dan penerimaan, serta media pengiriman datanya.
Selain itu, system yang dirancang harus dapat melacak kesalahan dan
memperbaikinya.
Salah satu deteksi kesalahan dalam komunikasi data adalah:
menggunakan tambahan informasi yangtidak ada kaitannya dengan isi
informasi yang dikirimkan. Data tambahan inilah yang menunjukkan
ada atau tidaknya kesalahan pada ata yang dikirimkan tadi.
Data tambahan ini diseut dengan pariti: yaitu penambahan1 atauy
beberapa i “non–information carrying bit”, sehingga penerima dapat
melakukan perhitungan matematis untuk memeriksa ke – valid-an data
yang diterimanya.
1
Pertemuan 13
2. Cara Deteksi Kesalahan
Ada beberapa metode untuk mengetahui adanya suatu kesalahan
a. Metode Eho
b. Metode deteksi error otomatis
c. Framming check
a. Metode Echo
Metode yang paling sederhana dan digunakan secara interaktif.
Operator memasukkan data melalui terminal yang kemudia
mengirimkannyake computer. KOmputer kemudian mengirimkannya
kembali ke terminal dan ditampilkan ke monitor. Operator dapat
melihat apakah data yang dikirimkannya benar.
b. Metode Deteksi error otomatis
Sistem computer lebih menghendaki sedikit mungkin melibatkan
manusia. Oleh karena itu digunakan system bit pariti, yaitu bit
tambahan yang digunakan untuk mendeteksi kesalahan. Terdapat 2
macam cara penambahan bit pariti:
Pariti ganjil(Odd parity)
Bit pariti tambahan, supaya banyaknya bit “1” tiap karakter/data
ganjil
Pariti genap (even parity)
Bit pariti tambahan, supaya banyaknya bit “1” tiap karakter/data
genap
Ada 3 macam teknik deteksi kesalahan dengan menggunakan bit
pariti:
Vertical Redudancy Check(VRC)
Longitudinal Redudancy Check(LRC)
Cyclic Redudancy Check (CRC)
Character Parity (Vertical Redudancy Check/VRC)
Merupakan metode pemeriksaan kesalahan per-karakter dan
digunakan pada system yang berorientasi karakter, misalnya
terminal.
Dengan cara ini, setiap karakter yang dikirimkan(terdiri 7 bit)
diberi tambahan 1 bit pariti yang akan diperiksa oleh penerima
untuk mengetahui kebenaran karakter yang diterima tersebut.
Cara ini hanya dapat melacak kesalahan 1 bit dan hanya
digunakan untuk melacak kesalahan yang terjadi pada
pengiriman data berkecapatan menengah.
2
Pertemuan 13
Misalnya ASCII huruf A, kodenya adalah hex 41:
1000001 ASCII 7 bit (terdapat 2 bit 1)
1000001 1 tambahkan 1, jumlah bit 1 jadi ganjil(odd parity)
1000001 0 tambahkan 0, jumlah bit 1 jadi ganjil(even parity)
Contoh “Even parity”
Pengirim:
Data : 1 1 0 0 0 0 1
b1 b2 b3 b4 b5 b6 b7
Ada 3 bit “1” (ganjiul), tambahkan bit 1, jumlah bit “1” jadi genap
Kirim : data dan parity = 11000011
Penerima:
Proses (algoritma) even parity:
Hitung jumlah bit 1== > x
Jika x = genap disimpulkan tidak ada error
Jika x = ganjil, terjadi error
Terima : data dan Parity = 11100011
Error?
Gambar : Vertical Redudancy Check dengan Even Parity
3
Pertemuan 13
Penerima memeriksa pariti dari karakter yang diterima, bila tidak
sesuai dengan ketentuan maka akan diketahui adanya kesalahan
pada waktu penyaluran data.
VRC mempunyai kekurangan, yaitu bila ada 2 bit yang terganggu
maka tidak dapat terlacak, sehingga dianggap apritinya akan
benar.
LRC
Untuk memperbaiki kinerja VRC, digunakan LRC untuk data
yang dikirim secara blok. Cara ini mirip dengan VRC, hanya
saja penambahan bit dilakukan pada akhir setiap blok
karakter yang dikirimkan.
Dengan cara ini kesalahan lebih dari 1 bit juga dapat
ditemukan, sehingga kecepatan pengiriman data dapat
dipertinggi
Gambar Longitudinal Redudancy Check dengan Even Parity
CRC
CRC digunakan untuk pengiriman data berkecepatan tinggi. CRC
disebut sebagai pengujian berorientasi bit, karena dasar
pemeriksaan kemungkinan kesalahan adalah bit atau karakter
dan menggunakan rumus matematika khusus.
Dalam metode ini 1 blok dilihat sebagai deretan bit yang
ditransmisikan. Bit yang akan disalurkan dimasukkan ke dalam
register geser siklis yang disebut generator CRC. Operasi
matematik dikerjakan atas deretan bit tersebut.
4
Pertemuan 13
Operasi CRC ini didasarkan atas pembagian deretan bit dengan
sebuah fungsi khusus. Hasil bagi pembagian diabaikan. Sisa
disalurkan sebagai Block Check Sequence (BCS) yaitu akhir dari
deretan bit isi register geser.
Berdasarkan pemeriksaan perbandingan hasil perhitungan rumus
matematika dari pada saat dikirim dan setelah diterima akan
dapat ditentukan adanya kesalahan atau tidak. Pada penerima,
deretan bit data termasuk BCS juga dimasukkan ke dalam
register geser siklis yang disebut penguji CRC. Hasil operasi
matematik ini berupa isi register yang dapat diperkirakan ada
tidaknya kesalahan transmisi.
c. Framming check
Digunakan pada transmisi asinkron dengan adanya bit awal dan bit
akhir. Dengan memeriksa ke-2 bit ini dapat diketahui apakah data
diterima dengan baik.
Transmisi sinkron mempunyai berbagai bentuk bingkai sesuai
dengan ketentuan yang digunakan.