Bacaan : I Tesalonika 2.
1-12
Tema Bulanan : Pelayan Yang Berkualitas Untuk Pembangunan Jemmat
Tema Mingguan : Pelayan Yang Menyukakan Hati Allah
Semua hal yang berharga hadir melalui perjuangan. Tak ada seorang pun yang menjadi sukses
jika dia tidak memperjuangkannya. Demikian juga Injil Tuhan. Kita bisa menerima Injil karena
ada perjuangan dari para utusan Injil.
Tingkat laku Paulus dikemukakan dalam arti yg jelek kepada orang-orang percaya yg
ditinggalkan di Tesalonika, dan sekarang Paulus membela diri. Ia dan teman- temannya tidak
mencoba mengambil keuntungan dari mereka atau hidup dari perongkosan mereka; tapi justru
sebalik- nya. Paulus dan teman-temannya telah menunjukkan keramahan dan perawatan kepada
mereka. Paulus dan teman-teman- nya bekerja siang malam untuk mendapat- kan nafkah sendiri.
Di tengah-tengah kesibukan mereka memberitakan kabar baik dan membangun masyarakat
Kristen yg baru lahir itu. Dan kemudian masyarakat Kristen Tesalonika membuktikan, bahwa
mereka adalah orang-orang bertobat yg layak, yg dapat bertahan dalam menghadapi
penganiayaan sama seperti masyarakat Kristen di Palestina.
2 Telah dianiaya dan dihina di Filipi; menunjuk kepada kejadian-kejadian yg terkenal, yg
diberitakan dalam Kis 16:19- 40.ayat 3 mengatakan Tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud
yg tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya. maksudnya Demikian banyaknya 'penjual jamu'
yg mengembara menge- lilingi dunia Romawi, menawarkan 'jampi- jampi' keagamaan dan
falsafah mereka, sehingga perlu sekali bagi Paulus menekankan kemurnian dorongan-dorongan
dan perbuatan-perbuatan mereka, yaitu di- pertentangkan dengan orang-orang itu. jampi- jampi
dalam kamus besar bahasa Indonesia yang artinyya kata kata atau kalimat yang dibaca atau
diucapkan dapat mendatangkan daya gaib untuk mengobati penyakit dan sebagainya atau mantra.
Ini adalah ajaran sesat.orang2 ini bertantangan dengan Paulus dengan ajaran mereka. ayat 4
mengatakan Karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada
kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk
menyukakan Allah yg menguji hati kita. Di sini tiap ungkapan dan anak kalimat mengungkapkan
rasa tanggung jawab Paulus mengenai tugas kerasulan. nya; bnd Rm 1:1, 14; 1 Kor 4:1-4; 9:16
17; 15:9-10; 2 Kor 2:17; 4:1 dab; Gal 1:10; 2:7 dab; Ef 3:7 dab; Kol 1:23 dab, Paulus sering
dituntut untuk menyesuaikan pemberitaannya guna menyenangkan mereka yg menerimanya;
sebagai orang yg sifatnya 'segala sesuatu untuk segala orang' dalam arti yg tak layak. Inilah
jawabannya. 6. Sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus. Mengenai
kesukarelaan Paulus untuk melepaskan apa yg pasti menjadi haknya, yaitu menerima apa yg
menjadi keperluannya secara jasmani dari orang-orang yg kepentingan rohaninya
diperhatikannya, bnd 2 Tes 3:9; 1 Kor 9:4 dab; 2 Kor 117 dab. Di sini ia mengaitkan Silwanus
dan Timotius dengan dirinya sendiri sebagai rasul, dalam arti yg lebih luas (yaitu para utusan).
Bnd Kis 14:4, tentang Barnabas maupun Paulus. 7 Kami berlaku ramah (Yunani epioi). Ada
naskah lain yg ber- bunyi 'kami adalah bayi' (Yunani nepioi); tapi ramah agaknya lebih baik, dan
lebih cocok dalam hubungannya. artinya Paulus juga berjuang menggembalakan jemaat dengan
segenap hati dan pikiran, seperti seorang ibu yang merawat anak-anaknya {dijlskn cara seorang ibu
merawat anaknya dengan ramah.
9 Kami bekerja siang malam; bnd 4:11; 2 Tes 3:7 dab; Kis 18:3; 20:34. Cara kerja ini bukan
hanya memperlihatkan keinginan untuk tidak bergantung dalam hal keuangan kepada mereka yg,
dilayani; hal itu juga membedakan mereka dari para pembawa agama pada waktu itu serta
menunjukkan kepada orang-orang yg bertobat suatu teladan yg baik. 12 Supaya kamus hidup
sesuai dengan kehendak Allah, yg memanggil kamu ke dalam kerajaan-Nya. Di depan mereka
dilukiskan apa yg tertinggi dari segala daya tarik bagi hidup suci. Baik dalam PB maupun dalam
PL umat Allah harus menyingkapkan sifat Allah. Karena iman mereka sudah memasuki kerajaan
Allah, dan sekalipun penyataan dari kemuliaan-Nya yg sempurna menunggu hari yg masih di
depan, namun mereka adalah ahli waris kemuliaan itu, dan harus hidup sesuai dengan itu.
Paulus menceritakan tentang perjuangannya dalam memberitakan Injil. Perjuangan tersebut
meliputi persoalan eksternal maupun internal. Persoalan eksternal yang dia hadapi berupa
penganiayaan dan penghinaan yang terjadi di Filipi (1). Sedangkan persoalan internalnya adalah
perlawanan terhadap kedagingan dan juga usaha untuk hidup saleh. Perjuangan tersebut
dilakukan agar Paulus bisa tetap murni dalam memberikan nasihat, tidak bermulut manis sekadar
untuk menyenangkan manusia, melainkan hanya menyenangkan Allah (3-5).
Sesuai dengan Tema mingguan kita: “Pelayan yang menyukakan hati Allah” Pelayan yang
menyukakan hati Allah adalah pelayan yang melakukan kehendak Tuhan dalam praktek hidup
sehari,hari, misalnya: tidak boleh bermulut manis (ay.5) mengucapkan kata-kata yang
menyenangkan orang lain tapi memiliki maksud yang tidak baik, serakah, cinta uang
(1.Tim.6:19), mencari pujian (ay.6) Seorang pelayan tidak boleh memuji diri atau suka dipuji
orang lain. Sebaliknya, ia harus hidup ramah, sikap penuh kasih dan baik hati (ay.7), rajin
memberitakan inji kepada sesama (ay.8), pekerja keras (ay.9), memiliki karakter yang saleh, adil
dan tidak melakukan perbuatan yang tidak baik (ay.10), saling mendukung dan menguatkan
terutama mereka yang lemah iman (ay.11), Hidup sesuai kehendak/perintah Allah (ay,12).
Nasehat Paulus di atas, merupakan karakter kristiani yang harus dimiliki oleh orang percaya,
terutama pelayan Tuhan dalam melaksanakan tugas pemberitaan injil bagi keluarga, gereja dan
masyarakat.
Selain itu, dalam pemberitaan Injil yang penuh dengan penganiayaan, Paulus bahkan dengan rela
siap memberikan nyawanya (7, 9). Paulus juga berjuang menggembalakan jemaat dengan
segenap hati dan pikiran, seperti seorang ibu yang merawat anak-anaknya (7). Setelah
menceritakan berbagai perjuangannya, Paulus meminta dengan sangat agar jemaat Tesalonika
hidup seturut dengan kehendak Allah.
Para pejuang pemberita Injil selalu hidup dalam dua tarikan yang akan memaksa mereka untuk
mundur. Mereka menghadapi penderitaan, penganiayaan, penolakan, dan sebagainya. Selain itu,
ada bisikan hati untuk hidup dalam kenyamanan dan menikmati dosa. Mengapa mereka harus
berjuang sedemikian rupa? Karena Injil sangat berharga.
Melalui perjuangan Paulus, misionaris, dan pemberita Injil lainnya, kita bisa menerima Injil dan
percaya kepada Tuhan Yesus serta menghidupi Injil. Kita yang hidup di dunia yang relatif lebih
aman, barangkali sulit untuk memahaminya. Akan tetapi, pembacaan firman hari ini semestinya
menggetarkan hati setiap kita mengenai betapa berharganya Injil. Semestinya, kita menghargai
Injil yang telah sampai kepada kita melalui perjalanan dan perjuangan yang berat, dengan cara
hidup seturut dengan Injil tersebut, dan juga memberitakannya. [YGM]